buku modul
versi lengkap dapat menghubungi alamat yang tertera pada website
Tim
Peneliti
Yudha
Pracastino Heston
Dimas Hastama
Nugraha
Iwan Suharyanto
Monica Sindy
Heryuka
Pinjung
Nawangsari
Okqianto Johar
K
Triana
Saeful Bahri
Antin Juliati
Maryadi
2014
© Balai Penelitian dan Pengembangan Sosial
Ekonomi dan Lingkungan Bidang Permukiman
Puslitbang
Sosekling
Balitbang
Kementerian Pekerjaan Umum
1. Latar Belakang Penelitian
P
|
roporsi Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 30% yang diamanatkan
undang-undang merupakan ukuran minimal untuk menjamin keseimbangan ekosistem
kota, baik keseimbangan sistem hidrologi dan keseimbangan mikroklimat, maupun
sistem ekologis lain yang dapat meningkatkan ketersediaan udara bersih yang
diperlukan masyarakat, serta sekaligus dapat meningkatkan nilai estetika kota.
Akan tetapi, kenyataan di lapangan menunjukkan fakta sebaliknya, keberadaan RTH
jauh dari proporsi ideal, kekuatan pasar yang dominan merubah fungsi lahan
sehingga keberadaan RTH semakin terpinggirkan bahkan diabaikan fungsi dan
manfaatnya. Siahaan (2010) menyatakan bahwa kecenderungan terjadinya penurunan
kuantitas ruang publik, terutama RTH pada 30 tahun terakhir sangat signifikan.
Di kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung, luasan RTH telah
berkurang dari 35% pada awal tahun 1970-an menjadi 10% pada saat ini. Hal ini
juga menunjukkan bahwa ruang terbuka hijau yang ada sebagian besar telah
dikonversi menjadi infrastruktur perkotaan dan kawasan permukiman baru.
Kebijakan tata ruang yang diharapkan dapat mengakomodasi seakan tidak
berdaya menahan mekanisme pasar. Hal ini dibuktikan dengan arus urbanisasi yang
cepat mengakibatkan terjadinya densifikasi penduduk dan permukiman yang cepat
dan tidak terkendali di bagian kota. Hal tersebut menyebabkan kebutuhan ruang
meningkat untuk mengakomodasi kepentingannya. Semakin meningkatnya permintaan
akan ruang khususnya untuk permukiman dan lahan terbangun berdampak kepada
semakin merosotnya kualitas lingkungan. Rencana Tata Ruang yang telah dibuat
tidak mampu mencegah alih fungsi lahan di perkotaan sehingga keberadaan Ruang
Terbuka Hijau (RTH) semakin terancam dan kota semakin tidak nyaman untuk
beraktivitas(Dwihadmojo,2011). Kebutuhan akan lahan yang terus meningkat
menjadikan ruang terbuka hijau menjadi sasaran luberan pembangunan fisik kota.
Dapat juga dikatakan bahwa tidak jarang RTH dianggap sebagai lahan kurang
produktif sehingga diubah menjadi bangunan komersil lainnya.
Penelitian ini akan membuat suatu alat untuk mengukur dampak SOSEKLING (Sosial, Ekonomi, dan
Lingkungan) yang muncul dari adanya pembangunan RTH maupun pengurangan luas RTH
(konversi). Alat ini diharapkan menjadi simulator sederhana sehingga
memungkinkan selalu digunakan sebagai bahan pertimbangan sebelum mengambil
keputusan dalam pembangunan sarana perkotaan. Ketersediaan instrumen yang
sederhana ini diharapkan dapat membantu Ditjen Penataan Ruang dan Pemerintah
Kota/ Kabupaten/ Provinsi dalam menghitung besaran nilai sosial ekonomi dan
lingkungan akibat konversi lahan di perkotaan terkait keberadaan RTH untuk
mewujudkan kota layak huni. Penelitian ini mengambil lokasi di Kota Malang
(Jawa Timur), Kota Surabaya (Jawa Timur), dan Kota Yogyakarta (DIY).
2. Tinjauan Pustaka: Dampak Sosial,
Ekonomi, dan Lingkungan dari Keberadaan Ruang Terbuka Hijau
K
|
eberadaan RTH di
suatu kawasan perkotaan yang ada akan menghasilkan berbagai dampak sosial,
ekonomi, dan lingkungan. Regional Public Health Information Paper March 2010
menyebutkan aspek social yang muncul dari adanya RTH antara lain:
1. .places for people to meet and interact,
thus increasing social cohesion and social inclusion.
2.
education and
lifelong learning.
3.
Well- designed
spaces can pro mote a sense of place and be a source of community pride,
helping to reduce crime and the fear of crime.
4.
physical activity
: active and healthy lifestyles.
Hellen (2003)
menjelaskan bahwa manfaat dan peluang akan adanya ruang terbuka dapat digunakan
seseorang secara harian, mingguan atau tahunan sesuai karakter RTH tersebut.
Berikut beberapa jenis aktivitas sosial yang dapat muncul:
1.
Children’s Play
2.
Passive
Recreation
3.
Active Recreation
4.
Community focus
5.
Cultural focus
6.
Open spaces as educational
resources
Selain itu,
Cattel (2006) menyebutkan pula adanya beberapa jenis kelompok aktivitas yang
terjadi pada ruang terbuka yaitu:
1.
Casual social
encounters in public space:
2.
Organised
activity in public space
3.
Spaces of no
encounter
Berdasarkan
beberapa pemahaman di atas, dalam penelitian ini dirumuskan 3 hal utama yang
mewakili aspek sosial dalam penggunaan ruang yaitu:Jenis Aktivitas, Pelaku
Aktivitas, Skala Aktivitas
Angka Penyalahgunaan, dan
Kesehatan
Manfaat ekonomi
dari RTH dibahas di dalam Literature review oleh Deakin University yang
menyimpukan bahwa:
1. Taman
dapat juga menjadi wisara alam yang memberikan kontribusi secara signifikan
pada pendapatan regional.
2.
Taman juga dapat membuka peluang pekerjaan
3.
Penghijauan kota- kota yang ada dapat mendorong adanya
investasi bisnis baru dan wisatawan
4.
Elemen alam melalui RTH dapat meningkatkan nilai harga
real estate disekitarnya
Di samping itu,
adanya green space dapat mendorong
kegiatan urban agriculture yang dapat
meningkatkan local food production and
supply. Terdapat 3 hal keuntungan yang didapatkan dari adanya RTH
berdasarkan aspek ekonomi (Hellen,2003):
1.
The impact on
property values
Nilai tanah atau
properti berdekatan dengan taman (RTH) lebih tinggi daripada tanah atau
properti yang letaknya jauh dari taman (RTH)
2. Employment opportunities
Adanya tenaga
kerja sebagai Gardeners dan park rangers
3. Crop production
Membuka peluang
adanya food production di tengah kota sehingga dapat berkontribusi dalam local
food production.
Mather (1986)
menyatakan bahwa secara sederhana konsep nilai ekonomi lahan mengacu pada nilai
bersih dari return yang diperoleh
dari penggunaan lahan pada suatu periode waktu. Hal ini setara dengan
pendapatan bersih yang merupakan sisa dari pendapatan kotor (gross income) dikurangi biaya produksi.
Pendapatan kotor tergantung pada volume produksi dan harga per unit produk.
Menurut Barlowe (1986) nilai ekonomi lahan dipengaruhi oleh kelas lahan (grade of
land). Nilai ekonomi lahan dari setiap kelas lahan tergantung pada
hubungan antara harga dan biaya. Dengan semakin tinggi harga atau semakin
rendah biaya, nilai ekonomi lahan meningkat.
Pada beberapa kurun dasawarsa terakhir, meningkatnya permintaan lahan
untuk tempat pemukiman, industri wisata, dan di perkotaan mengakibatkan
perubahan cepat terhadap ruang terbuka hijau. Ruang terbuka hijau
berangsur-angsur menjadi pemukiman, industri atau usaha lain yang berorientasi
komersil. Dalam hal ini konversi terjadi karena perbedaan nilai ekonomi lahan,
yang mengakibatkan sulit dicegahnya para pemilik lahan untuk mengkonversi
lahanya ke penggunaan lain.
TEV (Total
Economic Value) diidefinisikan merupakan
penjumlahan dari nilai
ekonomi berbasis pemanfaatan atau penggunaan (use value) dan nilai ekonomi berbasis bukan pemanfaatan atau
penggunaan (nonuse value). Use Value (UV) terdiri dari nilai-nilai
penggunaan langgsung (Direct Use Value/DUV),
nilai-nilai penggunaan tidak langsung direct Use Value/IUV), dan nilai pilihan
(optionValue/OV). Untuk penelitian
ini, nilai ekonomi yang digunakan untuk menjelaskan dampak ekonomi RTH adalah
Nilai Guna (Use Value) dengan rincian sebagai berikut :
a. Nilai guna
langsung (direct use) merupakan nilai
yang diperoleh individu dari pemanfaatan langsung sumberdaya alam tempat
individu tersebut berhubungan langsung dengan sumberdaya alam dan lingkungan.
b.Nilai guna tidak langsung (indirect use) merupakan nilai yang didapat atau dirasakan secara
tidak langsung dari barang dan jasa yang dihasilkan oleh sumberdaya alam dan
lingkungan.
Banyak ahli ekologi menyatakan nilai ekonomi total
belum mencakup semua nilai ekonomi karena ada beberapa fungsi ekologis dasar
yang bersifat sinergis sehingga nilainya lebih besar dari nilai fungsi secara
tunggal.
Sehubungan dengan lingkungan, RTH masih memiliki fungsi yang beragam
diantaranya adalah sebagai berikut (Joga, 2011):










Dari beberapa
fungsi tersebut, dapat dikelompoknya menjadi 3 fungsi besar yaitu:
1. Fungsi
Lansekap
2. Fungsi
Pelestarian Lingkungan
3. Fungsi
Estetika
Berdasarkan
beberapa penjelasan diatas, penelitian ini menyimpulkan bahwa dampak lingkungan
terhadap adanya suatu fungsi ruang dapat ditunjukkan oleh 3 hal utama
yaitu:Kualitas Air Perkotaan, Kualitas Udara Perkotaan, dan Indeks
Keanekaragaman Hayati
Instrumen Dampak Sosial
Interface untuk dampak social
adalah sebagai berikut:
<
|
|||||
NO
|
INDIKATOR
|
<
|
|||
HASIL
STATISTIK
|
% INDEKS
|
PARAMETER
|
|||
1
|
Jenis Aktivitas
|
Nilai tertinggi frekuensi responden
tertinggi pada masing-masing indikator per kota (min 30 dan maksimal ~ )
|
(X
statistik/Total Jumlah Responden per Kota)*100%
|
0-34% = Rendah
35%-66% = Sedang
67%-100%= Tinggi
|
|
2
|
Pelaku aktivitas
|
<
|
<
|
<
|
|
3
|
Angka Penyalahgunaan
|
<
|
<
|
<
|
|
4
|
Tingkat Keamanan
|
<
|
<
|
<
|
|
5
|
Tingkat Kenyamanan
|
<
|
<
|
<
|
|
6
|
Tingkat Kesenangan
|
<
|
<
|
<
|
|
7
|
Aktivitas Olahraga
|
<
|
<
|
<
|
|
8
|
Pengaruh Psikologis
|
<
|
<
|
<
|
|
INDEKS
DAMPAK SOSIAL
|
<
|
<
|
<
|
||
<
|
||||
No
|
Nilai Ekonomi
|
Variabel
|
(tuliskan nama kota anda)
|
|
Tahun Sebelum
|
Tahun Sesudah
|
|||
1
|
Nilai
Guna Langsung
|
Nilai
Penyerapan Tenaga Kerja Pengelola RTH
|
<
|
<
|
2
|
Nila
Guna Tidak Langsung
|
Nilai
Penyerapan Tenaga Kerja Sektor Informal
|
<
|
<
|
Nilai
Jual Tanah
|
<
|
<
|
||
Total Economic Value (Rp/th)
|
<
|
<
|
||
selisih
per tahun
|
<
|
|||
%
TEV
|
<< selisih per tahun/ tahun sebelum>>
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar